Kelompok tani ternak “Ustan Mandiri “ Dolokgede
mengembangkan usahanya di bidang industry kreatif batik kini telah menciptakan motif baru lagi, Batik tersebut berencana akan di keluarkan pada awal tahun 2017 mendatang. Sebuah karya kreatif batik jenogoraan dengan motif paduan sapi dengan pakan serta limbah maupun hasil tanaman petani yakni jagung bisa di gunakan bahan dasar pakan ruminansia.
Batik jilid II ustan mandiri di th 2017 |
Giman dalam motif tersebut paduan antara sapi dan bahan pakan telah tersedia di
dalam desain , jagung adalah pakan yang sangat melimpah di bojonegoro
selain di komsumsi manusia jagung juga di jadikan bahan pakan ternak dalam bentuk
kosentrat.
Dari tanaman jagung sangat bermanfaat selain petani
peternak juga merasa imbasnya dari limbah pertanian tersebut. Tebon adalah
limbah dari taneman jagung yang selalu terbuang dan di bakar karena menurut
petani onggoan tersebut menjadi sampah yang menyebalkan bagi para petani dengan
adanya peternak yang kreatif dan inofatif
limbah tersebut di olah menjadi sebuah pakan yang bernilai tinggi di
sebuah peternakan.
Jagung bisa di buat pakan ternak mulai dari unggas dan
ruminansia yg banyak mengandung protein, karbohidrat serta serat yang sangat di
butuhkan oleh ternak. Maka dari itu
Kelompok Ustan Mandiri mempunyai ide kreatif untuk memperkenalkan kepada
seluruh masyarakat petani bahwa tanaman jagung seluruhnya dapat di jadikan
bahan pakan ternak.
Desain batik ustan mandiri yang kedua dengan motif sapi
juga mengenalkan sebuah tanaman rumput yang telah di budidayakan oleh kelompok
yakni rumput odot serta rumput setia yang menjadi bahan dasar pakan sapi di
kelomponya, sehingga kegiatan ini bisa di tuangkan dalam sebuah karya
kreatifitas masyarakat dolokgede untuk menyambungkan kegiatan masyarakat yg
sudah ada.
Ustan Mandiri tidak hanya bergerak di peternakan domba
saja tetapi ada devisi lain yang menjadi salah satu perkumpulan peternak sapi
yang bergabuh jadi satu di ustan mandiri.
Jadi peluncuran batik karya ustan mandiri yang kedua
ini tergolong batik jenogoroan yang sudah punya hak paten dari Disperindak
Kabupaten Bojonegoro.
Dari hal tersebut
Kelompok Ustan Mandiri punya pengalaman di tahun 2016 kemari, gimana pada waktu
tersebut Ustan Mnadiri meluncurkan hasil kreatifnya lewat batik ternak kambing
domba mendapatkan protes keras dari pihak – pihak yang terkait bahwa batik
kambing domba tidak termasuk batik jenogoroan.
Dari hal tersebut Ustan Mandiri tak menjadi nglokro
dalam menjalankan kegiatannya untuk memberdayakan pengrajin batik do
dolokgede. Sebuah cabuk yg
menggabarkan pembatasan kreasi masyarakat untuk berkarya menurut Ketua Ustan
Mandiri itu adalah hal yang menghambat pertumbuhan dan kemajuan manusia dalam
berkarya sehingga merampas hak manusia.
Tetapi bagi Ustan Mandiri itu bukan hal tabu, kelompok
tetap melakukan dan memproduksi batik tersebut demi memberdayakan pengrajin
batik agar tetap bekerja melakukan aktifitas untuk membantu menambah
penghasilan para suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
Jika hal tersebut di hentikan dan di larang untuk
berproduksi maka yang terjadi adalah kemunduran peningkatan pendapatan ekonomi
masyarakat, maka kelompok tani ternak ini bersemangat untuk berdayakan masyarakat desanya
untuk menuju desa swasembada. Ali (
ustan mandiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar