Beliau adalah tokoh pemberdaya yang sudah keliling Indonesia, kali ini beliau tak sendirian di temani seorang kawan yang seperjuangan beliau ini juga sangat terkenal di Indonesia beliau adalah pendiri sekolah alternatif Qaryah Thayyibah Salatiga Jawa tengah, dan Beliau juga ahli pemberdayaan komunitas.
Kunjungan Masril koto dan Baharudin di Ustan Mnadiri Dolokgede |
Kunjungan di Ustan Mandiri ini dalam rangka Sinau Bareng bersama Ademos dengan tujuan melihat potensi desa yang akan di jadikan obyek sasaran program pemberdayaan masyarakat Bojonegoro.
Peternakan di dolokgede saat ini menjadi unggulan desa setelah Industri Kreatif Batik, dan Industri Olahan pisang.
Dalam kunjungan tersebut menemukan beberapa potensi di dalam peternakan yang semala ini belum tergarap dan termanfaatkan dengan baik. Ademos sebagai lembaga satu-satunya di dolokgede bojonegoro khususnya memediasi berbagai pihak peternakan,pertanian dan juga industri Kreatif yang sudah tumbuh dan berkembang di desa dolokgede untuk melakukan plening strategi bersama dalam membangun masyarakat.
Dari sinau bareng ini muncul semangat baru dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, menurut beliau Masril Koto sebuah kegiatan pemberdayaan tak boleh mengharapkan hasil yang begitu cepat dari apa yang kita lakukan.
Pemberdayaan membutuhkan waktu yang begitu panjang dan juga pemberdayaan tdk harus berkopetisi, menurut beliau jika pemberdayaan bersifat kompetisi akan mengakibatkan kekecewaan terhadap diri masyarakat, masyarakat harus semua terlibat tidak hanya satu atau dua orang saja tetapi semua mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat, potensi, ketrampilan yang di miliki oleh semua masyarakat dll. 28 januari 2017 ( ali )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar