Bojonegoro,28 Desember 2022. . Tidak Bisa Lahir, Akibat Torsio Uteri Pedet Pogasi Tak Terselamatkan. sapi pembibit di wilayah sumber
bibit sapi PO Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro jawa
timur merasa rugi karena sapi indukan yang bunting tua mengalami torsio uteri
akibat kurangnya gerak di masa bunting tua.
Hal tersebut sering terjadi pada peternak yang kurang
pengetahuan tentang good breeding praktice atau yang disebut pembibitan yang baik,
pada hari rabu 28 desember 2022 bertempat di Rt 06 terjadi sapi betina
melahirkan mengalami torsio uteri.
Kejadian tersebut dialami oleh Kisnadi, 45 th, peternak
asal Dolokgede. Sapi pogasi yang bunting 9 bulan 19 hari 2 hari merejan akan
melahirkan, akan tetapi pedetnya tak dapat di lahirkan.
“ Tiga hari terahir saya melihat vulvanya kelihatan
berkerut dan mengecil dan tidak wajar, biasanya vulva membekak dan kendor kalu
mau melahirkan“ ujarnya saat memberikan keterangan pada petugas Dinas Peternakan
dan Perikanan Bojonegoro.
Ternak yang dipelihara di kandang dengan sistem
tercancang selama bertahun tahun tanpa di lepas, seperti halnya fettening
/penggemukan, hal ini bisa mengakibatkan terganggunya kelahiran pedet secara normal.
Lilik Sulistya, PTP Petugas Teknis Peternakan kecamatan
tambakrejo menjelaskan bahwa penyebab utama yang sering terjadi torsio uteri
disebabkan oleh kurangnya gerak dan kurangnya cairan pada kandungan sapi betina
dalam keadaan bunting tua “ tandasnya seusai menangani sapi melahir dalam
keadaan torsio uteri.
Kasus ini banyak terjadi pada sapi bunting tua yang di
kandangkan bertahun tahun, dan kejadian tersebut bisa mengakibatkan kematian
pada induk maupun pedet, jika peternak lambat lapor dan lambat penanganan.
Untuk mengembalikan torsio, petugas mengulingkan sapi
indukan sesuai dengan arah kandungan indukan yang mengalami torsio tersebut.
Sapi betina dalam keadaan bunting tua di anjurkan di
lepas dan sesering mungkin banyak gerak untuk mengantisipasi terjadinya torsio
uteri pada sapi bentina dalam keadaan bunting tua.